BOLMONG, dutademokrasi.co.id– Kondisi terkini pasokan beras untuk Bolaang Mongondow Raya masih posisi aman. Ketersediaan stok untuk tahun 2025 masih dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat. Dari informasi pihak Bulog tercatat persediaan beras tahun ini mencapai 1000 ton. Penyediaan pasokan beras tersebut 600 ton diantaranya berasal dari hasil panen Petani Bolaang Mongondow.
Pimpinan Cabang Bulog Bolmong Raya Ismail Aziz, Selasa (15/07/2025) mengatakan pihaknya masih menjamin ketersesiaan jumlah pasokan beras di wilayah Bolaang Mongondow Raya. “Kabupaten Bolaang Mongondow surplus beras. Tidak ada kelangkaan. Hanya kondisi harga saat ini, para petani mengikuti harga pasaran luar daerah sehingga menjadi mahal. Stoknya masih aman untuk tahun 2025 dapat mengakomodir Bolaang Mongondow Raya,” Kata Ismail.
Untuk program Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Gerakan Pangan Murah (GPM), Bulog telah menyediakan stok beras sebanyak 40 ton untuk dipasarkan kepada masyarakat dengan harga standarisasi Pemerintah. “Stok beras untuk program pemerintah Bolmong sudah Kami sediakan sesuai dengan permintaan daerah. Bulog hadir ditengah masyarakat targetnya adalah pelayanan sehingga harga yang ditetapkan juga harga pemerintah tidak mengikuti harga pasaran,” Tuturnya.
Kondisi melonjaknya harga beras lanjut Ismail merupakan kondisi nasional. Seluruh wilayah mengalami peningkatan harga. “Semua wilayah Indonesia mengalami peningkatan harga beras. Ini berlaku secara nasional. Kelangkaan beras terjadi di Pulau Jawa. Makanya, daerah-daerah lainnya terkena imbas juga. Harganya meningkat sesuai dengan jumlah kebutuhan di pulau jawa,” Ucapnya.
Meskipun demikian, pengambilan beras oleh pihak Bulog kepada petani tetap berada di angka 12.000. “Kondisi sekarang ini untuk pembelian beras kita tetap pada standar harga yang disepakati bersama dengan petani. Mereka memang menawarkan harga yang lebih menjual berasnya kepada kita sampai pada angka 14.500. Kita tetap konsisten dengan harga awal pemerintah. Sehingga para petani mengaku untuk sementara menjualnya kepada pihak lain yang harganya jauh lebih tinggi dari pengambilan kita di Bulog, ” Ujarnya.
Sampai dengan saat ini, sumber produsen beras terbesar menurut data Bulog masih di Bolaang Mongondow. Ada beberapa titik mengambilkan hasil produksi beras petani oleh pihak Bulog, dari 10 titik penyedia beras, 7 diantaranya dari Kabupaten Bolaang Mongondow.
Chandra Paputungan