BOLMONG, dutademokrasi.co.id– Dalam dua pekan terakhir ini, terjadi pe lonjakan harga Komoditi beras di Sulawesi Utara. Harga pasar saat ini telah mencapai Rp. 17.000/kg. Hal ini mengharuskan Kabupaten Bolaang Mongondow sebagai lumbung beras, berbenah dalam produktifitas pertanian komoditi padi sawah.
Melonjaknya harga beras ini tentunya menguntungkan bagi para petani padi sawah. Hasil produksi mengalami peningkatan harga yang menguntungkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Kondisi hari ini, tidak mempengaruhi produktifitas hasil pertanian komoditi padi sawah Kabupaten Bolaang Mongondow.
Dua pekan terakhir ini, Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow terus melakukan pemantauan khusus untuk produktifitas Padi Sawah. Mulai dari proses penanaman, perawatan tanaman hingga produksi petani terpantau dengan baik dan hasil produksinya masih stabil.
Kepala Dinas Pertanian Toni Toligaga mengatakan ketersediaan komoditi padi sawah masih stabil. Terkait dengan pe lonjakan harga, tidak diakibatkan oleh menurunnya produksi komoditi ini. “Setiap hari selama dua pekan terakhir, bersama dengan TNI itu update data di lapangan. Terkait dengan hasil produksi dan ketersediaan komoditi padi sawah masih stabil,” Kata Toni.
Menurutnya, Dinas Pertanian dalam kewenangannya hanya sebatas melakukan pendampingan dari proses tanam hingga panen petani. Untuk produksinya sudah kewenangan dari petani masing-masing sesuai dengan kebutuhannya. “Kalau soal hasil produksinya sudah bukan kewenangan Dinas Pertanian lagi. Setelah menjadi gabah, hasil tanamannya masuk penggilingan untuk diproduksi menjadi beras. Dari situ, petani menentukan mau di jual atau digunakan sehari-hari,” Ungkap Toni.
Pihaknya juga sudah mendapat konfirmasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara terkait dengan ketersediaan beras di daerah. Namun, kondisi tersebut tidak dipengaruhi oleh stok beras daerah. “Tidak ada penimbunan yang terjadi di wilayah. Kami sudah melakukan pengecekan di semua penggilingan. Semua berjalan dengan normal. Hanya saja, pendistribusiannya tidak terpantau. Petani menjual beras hasil panennya masing-masing berdasarkan penawaran harga yang tertinggi,” Terang Toni.
Bupati Bolaang Mongondow Yusra Al-Habsyi menghimbau kepada seluruh masyarakat Petani Padi Sawah untuk meningkatkan produksinya. Lahan persawahan yang sebelumnya dialih fungsikan ke komoditi lainnya, dapat dikembalikan untuk menanam kembali padi sawah. “Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat petani yang memiliki areal persawahan untuk meningkatkan kembali produksi padi sawah. Saat ini harga beras mulai naik. Tentunya ini sangat menguntungkan bagi petani. Bagi sawah yang dialihfungsikan ke komoditi lain, dikembalikan ke padi sawah agar terjadi peningkatan produksi beras kita di Bolaang Mongondow,” Himbau Bupati Yusra.
Berikut data Persawahan Kabupaten Bolaang Mongondow
1. Sawah Irigasi 12,047,70 ha
2. Sawah Irigasi Semi Teknis : 8,000,73 ha
3. Sawah Irigasi Desa : 1.151,00 ha
4. Sawah Tadah hujan : 301,09 ha
Total keseluruhan : 21.503,01 ha
Produksi dan Produktifitas Komoditi Padi Sawah seluruh Kecamatan di Bolaang Mongondow
1. Luas Lahan : 21.503,01 ha
2. Luas Tanam : 52.442,80 ha
3. Luas Panen : 46.710,07
4. Prioritas : 5,21 ton/ha
5. Produksi : 243.311,80 ton
Sumber : Dinas Pertanian
Chandra Paputungan